Pages

Kisah pengantar Jenazah


18 Tahun Mengabdi, Sering Hadapi Peristiwa Gaib
Daryono (50), bisa digolongkan lelaki tangguh. Bahkan, bisa dibilang pemberani. Sejak bertugas tahun 1992 sebagai supir pengantar jenazah, sudah ribuan jenazah menemani perjalanannya. Apa saja pengalaman selama dia bertugas?
Daryono tampak sedang sibuk, ketika ditemui Jambi Independent di RSU Raden Mattaher, kemarin (6/4). Dia baru selesai memarkir mobil ambulance bernomor polisi BH 9006 AE. Ketika itu dia mengenakan topi, berkemeja putih garis biru dan bercelana jeans warna gelap.
Daryono yang telah puluhan tahun menekuni profesi sebagai pembawa jenazah. Berbagai daerah telah ditempuhnya. Selama perjalanan, kadang dia ditemani supir cadangan, tak jarang hanya sendirian ditemani jenazah yang akan diantar.
“Awalnya takut, apalagi banyak pengalaman gaib yang membetot nyali. Tapi itu sudah ujian bagi supir ambulan pengantar jenazah,” ujarnya, tenang.
Sudah ribuan jenazah yang diantar Daryono ke tujuan. Sudah dua kali mobil pengantar jenazah berganti, Daryono tetap dipercaya menempati posisi inti transportasi jenazah itu.
Daryono akhirnya mau berbagi kisah pengalamannya, selama perjalanan bersama jenazah di dalam satu mobil.
“Dulu, mobil pengantar jenazah jenis L 300, tidak ada pembatas antara sopir dengan jenazah. AC (Air Conditioner) tak terlalu dingin,” ujarnya, memulai kisah.
Pernah satu kali, dia kaget melihat keranda jenazah yang dibawanya, bergoyang-goyang sendiri. Padahal, jalan yang ditempuh cukup mulus. Kali lain, dia pernah pula mendengar suara rintihan dari bagian belakang mobil, lalu lampu ambulan padam dengan sendirinya.
Malah, satu kali dia pernah melihat pocong (jenazah yang sudah dikapankan) melayang di hadapannya. Kalau tertidur di dalam mobil, makhluk halus sering masuk ke dalam mimpinya.
“Bahkan saya pernah diduduki gendoruwo, sampai-sampai seluruh anggota tubuh saya tidak bergerak sama sekali,” ujarnya, semangat. Tak ada ketakutan sedikitpun dari wajah Daryono saat menceritakan kisah itu.
Diakuinya, pengalaman-pengalaman gaib seperti itu, sudah pernah dialami para supir mobil jenazah. Jenazah yang menghantui supir, biasanya karena mati dengan cara bunuh diri, dalam kondisi mabuk atau mengenaskan, seperti gantung diri. “Kalau yang mati karena Lilahita’ala, tidak pernah menghantui saya,” bebernya.
Setelah belasan tahun bekerja sebagai supir pengangkut jenazah, dia jadi terbiasa melihat mahluk gaib. Selain itu, dia memiliki kemampuan lain yang diturunkan dari orang tuanya. Maklum, orang tua Daryono dulunya adalah seorang penjaga makam.
Sebenarnya, apa yang membuat dia bertahan menjadi sopir mobil jenazah? “Kami bekerja dengan niat baik. Itu adalah tugas penting mengantarkan jenazah ke rumah duka. Mereka yang telah saya antar ke tempat pembaringan terakhir, tentunya akan berterima kasih,” tambahnya.
“Mungkin makhluk halus juga tahu niat baik saya, jadi mereka (makhluk halus,red) tidak pernah sampai mengganggu sampai keterlaluan,” tutur Daryono, sambil tertawa terbahak-bahak.
Banyak orang yang memang menganggap peristiwa gaib seperti yang diceritakan Daryono itu tidak masuk akal. Alias fiktif belaka. Tapi, bagi Daryono, hal-hal semacam itu memang nyata dan benar-benar terjadi.
“Buktinya sudah saya jumpai sehari-hari. Bahkan kami sudah biasa melihat hal yang gaib,” ujar supir yang dalam sehari bisa mengantar sebanyak lima jenazah itu, santai.
Beberapa daerah hingga provinsi telah dilaluinya. Seperti Pacitan, Pati, Ponorogo, Solo, Palembang, Lampung, Medan, Aceh dan Surabaya. Pernah dia menempuh perjalanan selama dua hari dua malam, di dalam mobil bersama jenazah.
“Kalau jalan jauh biasanya pakai supir ganda. Kami bekerja sampai 24 jam, supaya jenazah cepat sampai tujuan,” tuturnya.
“Dalam perjalanan hanya bisa istirahat selama 1 jam, gantian. Kalau jarak tempuh satu hari, saya pergi sendiri,” tambahnya.
Biaya antar jenazah RSU Raden Mattaher dalam Kota Jambi, kisaran Rp 150 ribu. Tapi, kalau sudah jaraknya jauh, bisa menelan biaya sampai Rp 15 juta.
“Sudah termasuk peti mati, formalin, dan surat-surat dari kepolisian,” tandasnya.(*) http://www.jambi-independent.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar