OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.(orde baru). Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN
Kesenjangan sosial yang sangat begitu tajam antara warga pendatang dan warga asli serta eksploitasi alam bumi Papua yang membabi buta semakin menambah deretan alasan pembenaran gerakan separatis ini. Pemerintah pusat mesti serius mengatasi ini, bukan hanya dengan upaya pendekatan militer, akan lebih baik bila dikedepankan upaya diplomatis dan pendekatan perhatian kesejahteraan para warga asili Papua yang masih banyak yang belum tersentuh dari hiruk pikuknya pembangunan
Bagaimanakah sisi kehidupan mereka dalam melakukan kegiatannya, berikut kita bisa lihat aktifitas mereka sehari hari di hutan dan pedalaman Papua dalam upaya gerilya mewujudkan keinginan mereka membuat negara sendiri terpisah dari negara kesatuan Republik Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar